1. Definisi Pseudo Code
Pseudo Code adalah urutan baris algoritma seperti kode pemrograman dan
tidak memiliki sintak yang baku. Dalam kata lain bahasa algorimik
(sering juga di sebut pseudo-code) adalah sebuah bahasa
penengah antara manusia dan komputer, sebenarnya komputer tidak dapat
langsung mengeksekusinya. Bahasa algoritmik dibuat untuk memudahkan
algoritma dengan bahasa manusia diubah menjadi bahasa pemrograman apa
pun yang dimengerti oleh komputer. Pseudo Code lebih umum digunakan oleh
programmer yang berpengalaman. Akan tetapi, flowchart lebih mudah
dimengerti oleh programmer pemula, pseudo code sangat mudah
diimplementasikan ke dalam kode program dibandingkan dengan flowchart.
Kita bisa bebas menulis pseudo code selama itu mudah dimengerti bagi
orang lain. Tetapi disarankan untuk menggunakan keyword yang umum
digunakan seperti : if, then, else, while, do, repeat, for, dan lainnya.
- Pseudo-code berisikan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan [hampir sama dengan algoritma], hanya saja bentuknya sedikit berbeda dari algoritma.
- Pseudo-code menggunakan bahasa yang hampir menyerupai bahasa pemrograman. Selain itu biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara universal dan juga lebih ringkas dari pada algoritma.
- Secara standart, pseudocode dituliskan menggunakan bahasa Simple English. Tidak ada tata cara menulis (syntax) yang baku untuk menuliskan Pseudocode karena tidak diperuntukan dijalankan pada bahasa pemrograman tertentu.
- Dengan Pseudocode, kita mampu menterjemahkan operasi dasar dari pemrograman. Operasi dasar tersebut adalah :
- Program pasti dapat menerima masukan (input) dan mengeluarkan hasil (output).
- Program mampu melakukan perhitungan aritmatika
- Program mampu memberikan nilai pada sebuah nama dari sebuah lokasi memory (variable)
- Program melakukan kontrol pemilihan dan pengulangan
- Secara ringkasnya dasar operasi dari seluruh program dan aplikasi yang dibuat akan meliputi 3 komponen :
- Variabel : tempat untuk menyimpan data
- Struktur Kontrol : ‘Sequence’, ‘Selection’, dan ‘Repeatation’
- Modular : ‘Procedure’, ‘Function’, dan ‘Recursive’
- Perhatikan kode dibawah ini
- Mulai
- Masukkan sebuah angka
- Masukkan sebuah angka dan tampilkan
- Ambil angka yang sebelumnya dan tampilkan
- Selesai
- Walaupun pseudo code diatas masih bisa dimengerti tetapi ada beberapa statemen yang ambigu. Dari baris kedua, kita tidak tahu kemana angka tersebut disimpan dan kita juga tidak tahu angka yang mana yang dimaksud untuk “angka yang sebelumnya”. Apakah angka yang pertama atau yang kedua. Pseudo Code diatas dapat dimodifikasi menjadi seperti berikut :
- Start
- Masukkan A
- Masukkan B, Tampilkan B
- Tampilkan A
- End
- Pseudo Code diatas lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kita bisa dengan jelas melihat dimana angka disimpan dan angka yang mana yang ditampilkan. Sekarang kita akan mengubah flowchart pada gambar 1.2
- Start
- Masukkan A dan B
- C = A + B
- Tampilkan C
- End
- Sebenarnya tidak ada aturan mengikat tentang penulisan algoritma dan pseudo-code, karena guna kedua hal ini adalah untuk memudahkan seseorang untuk menggambarkan urutan suatu kejadian. Biasanya untuk para programmer, guna kedua hal ini adalah sebagai dasar alur pembuatan program. Di mana dapat merepresentasikan alur cerita dari client tentang kebutuhan dasar dari sebuah program, sehingga lebih mudah untuk dipahami.
- Jadi pseudo-code bisa dikatakan juga sebagai algortima yang sudah sedikit digabungkan dengan bahasa pemrograman yang akan digunakan
Algoritma
|
PseudoCode
|
masukan panjang
|
Input panjang
|
Masukan Lebar
|
Input Lebar
|
Luas adalah Panjang x Lebar
|
Luas Panjang x lebar
|
Tampilkan Luas
|
Print Luas
|