JENDRAL SOEDIRMAN

Posted: Senin, 29 Agustus 2011 by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

CATATAN KAMI UNTUK PANGLIMA BESAR JENDRAL SOEDIRMAN

JENDRAL SOEDIRMAN . . . .
Siapa dari kita tak pernah mendengar nama beliau ? semua orang tertunduk hormat saat mendengar namanya , seorang tokoh dari peradaban sejarah indonesia , satu tokoh heroik dari puluhan bahkan ratusan juta rakyat indonesia . . . .

Betapa bangganya negeri ini pernah memiliki beliau , di waktu hijau kala negeri ini memulai hidup nya , banyak sekali guncangan dan tekanan yang ada , penjajahan yang masih belum usai terus menyerangkan agresi mereka , tumbuhlah seorang heroik Jendral Soedirman , seorang yang berwibawa , dengan tegas dan cakap ia memimpin para pasukannya ,meski dengan tubuh yang lemah . . . dengan penyakit yang terus menggerogotinya


Saat para kaum golongan civil ( pemerintah ) menyerah begitu saja , Beliau tak kenal takut dan peduli , terus melawan , mendongkrak keganjalan dalam negeri ini . . .

“Kita butuh melawan !! , kita perlu perlawanan !! , kita perlu pemberontakan !! , agar kita tidak semudah dahulu untuk kembali di jajah .”
“ Melawan bukan berarti hina , memberontak bukan berarti durhaka , Ini tanah kami sumber air kehidupan memacar , tempat kami berdiri dan menginjakan hidup kami , ini bangsa kami bangsa para nenek moyang kami . . . “

“ Ini negeri kami Indonesia kami , tumpah darah kami mengalir di tanah ini tanah para pahlawan kami , benar INDONESIA”

walau tersungkur seribu kali , mari berdiri dan kepakan lagi sayap mu ! (part 2 )

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

berapa kali kamu terjatuh ?
berapa kali kamu gagal ?
berapa kali kamu menangis , saat kamu belum mampu mimpi yg kamu harapkan itu tergapai jemari mu ?
berapa kali batu terjal menggelincirkan langkahmu ?
cukup sering yah , badai angin merusak penerbangan kita ?
telah banyak kuhabiskan semangat, dan hampir kini telah habis tak tersisa , telah banyak orangtuaku mengucurkan keringat mereka , demi apa ? ya benar sekali demi impian kita

lihat lah mereka , jerih payah yang tiada pernah berkeluh kesah , tersenyum kepada anak anaknya , walaupun tidaklah nyaman mereka terus geluti semua ini

nah apa kita telah menyadarinya ? buat apa kita masih terdiam disini , toh belum seribukali kita gagal , masih ada secercah harapan , mimpi kita tidak mudah untuk di genggam , tidak pasti seperti layaknya air , hanya orang orang tertentu yang mampu melakukannya , yakinkan dan yakinlah pada dirimu , meraka adalah kita , dengan tekad baja , dengan semangat yg terus menyala , kita bakar rasa malu kita , kita bakar rasa lelah kita , kita koyak saja sakit yang dulu pernah kita terima , aya terus berusaha ayo buktikan , bukan sampai disinilah semua itu terhenti ! , masih ada terminal berikutnya yang menanti . . . terminal bahagia terminal mimpi yang telah kita nantikan lamanya . . . ayo tinggal beberapa jengkal lagi kita samapai , jangan sampai menyerah disini , jangan mau jadi pecundang yang lari dari kenyataan ambil rasa sakitnya rasakan dalam dalam dan ingatlah jangan sampai ini kembali kita dapati , karena dari itu mari kita terus melangkah lagi , dengan perlahan , tambah kecepatan dan mari kita berlari , walau terjatuh mari bangun lagi , bangun lagi bangun dan lari terus lebih kencang coba kibarkan sayap dan kepaklah sekeras mungkin terus dan mimpi mu telah ada sejak lama menantimu , ambil dan rengkuhlah dengan hati mu yang bahagia ,

let's run , if you falling down ? woke up guys , see the sky , dreams come to wait you , let's fly and bring it to your hear :)

Mari melangkah , terbang dan gapai mimpi mu ! ( part 1 )

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

Setiap perjalanan ada sebuar masalah yang akan selalu kita hadapi , jalan yg terjal atau berlika liku itu selalu pasti akan pernah kita lewati .
sesuatu yg telah berjalan di masa lalu biarkan berlalu ambil hikmah dan sisi positif dari apa yg telah kita alami , biarkan mengalir semua perasaan yg telah ada , biarkan mengembar menjadi uap dan terbang menjadi awan
mari kita terus gali , cari dan terus berusaha untuk mencari , sepotong berlian dari dalam diri yg tersembunyi , ada seseorang dengan bakat yang berbeda dengan ke khususan yang sangat aneh dan tidak mampu kita ketahui , ada seseorang dengan bakat beruntung , sesuatu yang aneh dan tak masuk logika , semua itu telah ada dan bejalan sesuai kodratnya.
nasib telah di tuliskan di atas tangan kita , tapi kita masih bisa merubahnya dengan langkah dan doa yg selalu kita panjatkan ke pada tuhan kita
mimpi adalah isyarat hati , sebuah tujuan dari pencapaian diri manusia , mimpi terwujud dari sebuah pondasi asal hati nurani manusia , terkadang mimpi sangat sulit untuk dicapai , dan perlu usaha yg tangguh untuk menggapainya , klo itu mudah namanya bukan mimpi .
siapa yg keras , siapa yg tangguh dalam berjuang itulah dia sang pemenang mimpi .
seperti halnya itik burung , dia telah berbakat untuk terbang dan dia bermimpi untuk terbang bebas seperti induknya , dengan usaha kerasnya , mengepakan sayap sayapnya yg masih belum rapuh , sering burung kecil itu terjatuh tersungkur diatas tanah , tapi tekadnya sangat gigih untuk terus berusaha terbang , terbang lebih tinggi dan terus meninggi , bebas bersama angin yang mengiringi , menemani sayapnya di angkasa , dalam tahap awal pembelajaran untuk terbang inilah langkah awal yang sangat susah untuk dilakukan , butuh modal yang kuat untuk memulainya , nyali , keyakinan hati dan mau berusaha itulah intinya , sama halnya dengan diri kita saat ini , anggap saja kita seperti burung kecil itu , uang ingin menggapai mimpinya untuk terbang , kita harus punya nyali dan tekad yg teguh , butuh usaha dan sebuah pendekatan jiwa terhadap Yang Maha Kuasa , yaitu Doa ,
dari kapan kita mulai mengumpulkan modal tersebut ? dari sekaranglah dari awal mimpi itu hadir , dan jangan pernah menyerah , jangan takut itu akan berlalu , karena sesungguhnya Tuhan telah memeluk mimpi mimpi kita . . . .
ayoo kawan mari mimpikan mimpi indah mu , mari berjuang seperti itik burung , mari terbang tinggi bersama angin angin harapan , jangan takut terjatuh , jangan takut sakit karena inilah hidup , yang kuat yang bertahan yang lemah berantakan . . . . lets fly with our dream !!!

Gie dia telah wafat diatas tanah tertinggi di jawa

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

Apa hubungan antara Soe Hok Gie dan Puncak Mahameru?
Dan apa yang berkaitan antara keduanya?
Soe Hok Gie dan Mahameru adalah dua legenda Indonesia, sedangkan hubungan antara keduanya?
Soe Hok Gie wafat di Mahameru saat melakukan pendakian pada 18 Desember 1969 karena menghirup asap beracun gunung tersebut
Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942. Dia adalah sosok aktifis yang sangat aktif pada masanya. Sebuah karya catatan hariannya yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman oleh LP3ES diterbitkan pada tahun 1983. Soe Hok Gie tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan juga merupakan salah satu pendiri Mapala UI yang salah satu kegiatan terpenting dalam organisasi pecinta alam tersebut adalah mendaki gunung. Gie juga tercatat menjadi pemimpin Mapala UI untuk misi pendakian Gunung Slamet, 3.442m.

Kemudian pada 16 Desember 1969, Gie bersama Mapala UI berencana melakukan misi pendakian ke Gunung Mahameru (Semeru) yang mempunyai ketinggian 3.676m. Banyak sekali rekan-rekannya yang menanyakan kenapa ingin melakukan misi tersebut. Gie pun menjelaskan kepada rekan-rekannya tesebut :
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Sebelum berangkat, Gie sepertinya mempunyai firasat tentang dirinya dan karena itu dia menuliskan catatannya :
“Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan http://jabier.blogsome.com/2005/06/24/soe-hok-gie/juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.”

Tips-Tips dan Trik Sukses Ujian UI

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

kali ini gue punya catatan khusus buat ngebantu temen temen yang mau kuliah di PTN favorit dsb , ga kaya catatan sebelumnya yang kebanyakan merupakan puisi , syair syair ataupun sajak , kali ini gue mau ngebahas tentang tips dan trik sukses ujian ,  masuk UI atau pun ujian masuk PTN lainnya yang favorit menurut kalian   


okey friend gue ngepost catatan ini karena gue ingin membantu kita semua supaya kita semua sukses bersama, dan masuk UI atau PTN semuanya. amiin. dan semua hal yang ada di notes ini adalah murni empirik dari diri gue sendiri, jadi lo ga harus ngikutin semua hal yang ada disini, 



tapi boleh lo ambil aja hal-hal yang menurut lo pas  sama diri lo sendiri.secara setiap orang berbeda-beda. ya ga ? hehe.

baru saja waktu itu , teman :'(((

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

ini kala aku bernyanyi
nyanyian sedih dini hari
untuk teman yg telah pergi

mendayu sayu ,
senyap muram kian terasa
barusaja beberapa waktu lalu
geming suaranya masih ku dengar

baru saja waktu lalu
raut wajahnya masih ku lihat dihadapan
baru saja waktu lalu
tawa bahagianya ,
membalut wajah nya

baru saja waktu lalu
aku masih memandanginya
temanku yang kini kaku
diantara balutan kain putih
tanpa ada nafas lagi
jantungnya membeku
telinganya kini pun tak lg mampu mendengar
mulutnya membisu

baru saja waktu lalu , aku main bersamamu
kini kau telah hilang , dalam balutan tanh hitam
baru saja kala itu
kita tertawa dihalaman
baru saja waktu berlalu
kini tangis air mata bercucuran

ntah apa yang diharap
tanda penyesalan , atas kehilangan
berharap tangisku , bisa kembalikan
suara mu yg masih ku kenang

baru saja waktu itu
aku melihatmu dengan nafas yg terhembus
baru saja hari ini
engkau pergi tinggalkan nama

14 april 2011, cirebon

#puisi ini dibuat untuk teman kami yang telah meninggal dunia

Biografi Soe Hok Gie ( 1942-1969)

Posted: Minggu, 28 Agustus 2011 by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.


Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

puisi puisi di film Gie catatan seorang demonstran

Posted: by Fathurohman Alfiandi in Label:
0

puisi terakhir soe hok gie


Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah, 
Aada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di wiraza, 
Tetapi aku ingin menghabiskan waktu ku disisi mu sayang ku….
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu 
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandala wangi 


Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang 
Ada bayi-bayi yang lapar di Biafra 
Tapi aku ingin mati disisi mu manisku 
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya 
Tentang tujuan hidup yang tidak satu setan pun tahu 


Mari sini sayangngku 
Kalian yang pernah mesra Yang pernah baik dan simpati padaku 
Tegaklah ke langit luas Atau awan yang menang 
 Kita tak pernah menanamkan apa-apa 
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa 


Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahir 
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda 
Dan yang tersial adalah berumur tua 
Berbahagialah mereka yang mati muda 
Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada 
Berbahagialah dalam ketiadaanmu 

Sebuah Tanya

 


akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa 
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, 
lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, 
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

"apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi,
kota kita berdua, 
yang tua dan terlena dalam mimpinya. 
kau dan aku berbicara.
tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu. 
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?


(haripun menjadi malam
kulihat semuanya menjadi muram
wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan 
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru”