dau yang jatuh pun tak pernah membenci angin

Posted: Selasa, 27 Desember 2011 by Fathurohman Alfiandi in
0

mungkin hidup tak selamanya indah
mungkin bunga tak seutuhnya harum
mungkin cinta tak harus memiliki
mungkin kamu tak jua untuku

mengalun lembut riuh gemuruh setiap perasaan
di batas ruang dalam hampa hati yang menyemu
terkutuk sudah semua benci
dan musnah lewat tawa tawa yang menganyomi

malam silih berganti
ntah rembulanpun tak pernah tampak raut wajahnya
langit terbungkus gumpalan mendung hitam
dan ntah kapan itu akan tumpah ruah ke jalanan
ntah gelap terus berlalu dan tak pernah menyapa ku
 
sore ini aku termangu di sudut kamar
senja terlihat jelaas ,
menutup lumat semua pemandangan di hadapku
siiringi dentuman musik yang mengisakan sedih

siluet kekuningan mentari yang seolah redup menulusup masuk
menghangatkan sepercik permukaan hati yang lama tak terisi
yang mungkin sudah tak lagi berfungsi
tak ada cinta tak ada kamu , hilang tertelan ludes oleh pedih

aku harusnya tetap tegar dan terus melangkah maju
benar seperti kata pepatah ,the falling leave doesn't hate the wind
dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja
tak melawan . . .
mengikhlaskan semuanya

aku ingin seperti edelwise , mampu tetap hidup di tingginya dataran
berteman dengan dinginnya udara , terselimuti salju
aku harusnya begitu
tetap tersenyum disini
meskipun tanpamu
meskipun tanpa hangatnya sentuhan mentari

namun kau pernah berkata . . .
" mawarpun akan tumbuh , di tegarnya karang , jika kau menghendakinya "

seperti tetes hujan itu , jatuh membercak ngaduh menyentuh dan mengulun kulit bumi
telah kusampaikan perasaan awan lewat tetesannya
namun bumi tak pernah mendengar
hanya mampu bertingkah , merusak semuanya yang ada

setiap waktu rindu menghujamku
seperti seribu sembilu yang menusuk2 ke tubuh
i just wanna say to you ;
do you know ? how much i miss you ?
but all the language on earth would fail in saying how much

debu pun tak pernah bertanya ? kenapa angin membawanya terbang tak menentu
daun pun tak pernah membenci angin , meski ia jatuh singgah di kubangan air
atau kah aku ? yang harusnya tak pernah sedih
tertusuk luka oleh mu ?

aaaaaaaaaaaarrrg T__T

Posted: Jumat, 02 Desember 2011 by Fathurohman Alfiandi in
0

ntah akhir - akhir ini hidupku mulai terasa hampa , serpihan serpihan kisah masa lalu terus terniang , setiap saat terasa hati bergumam membuncah dan memercikan kegelisahaan , seperti hari ini , aku ingin bertanya tentang takdir langit ? mengapa begini , mencoba untuk terus bersabar dan bersyukur disetiap nikmat yang didapat , namun kegelisahaan itu terus berbisik di malam yang gulita di sore yang jingga , hanya rembulan yang tampak menemani dalam belenggu hampa ini , sungguh indah purnama menebar cahaya yang indah dan tak dapat kutemui disiang hari , hari demi hari terus terlewati , terus mencari kebahagiaan yang sebenarnya , terus mencoba mendapati makna kepuasaan hati , namun begitulah bodohnya diriku , seseorang manusia itu tak akan pernah merasa puas , kerasnya hidup terus bergulir diatas bumi yang seakan terlihat kejam , . . . . .

setiap saat aku berada dibawah dan meringis kecil diantara gurauan duka pagi yang sangat suram oktober lalu , mencoba memandang keatas dan berharap ada semangat yang akan membangkitkan , aku tahu aku harus tetap besyukur , tetap bersabar . . . . , dan rasa penasaran yang teramat memenuhi pemikiran kepalaku , mencari seseorang pendamai hati , tak kunjung juga aku temukan , semua nya sama semuanya begitu dan aku masih belum mencari seseorang seperti "si gigi kelinci" yang diceritakan oleh tere - liye , tak lagi aku temukan cinderella atau pun seora putri yang jumawan , dengan senyum manis dan lesung pipi yang menuai kebahagiaan , ntah semuanya hanya sebuah cerita kecil dar hayalku . . . . malam makin mulai menggila tak mampu sekalipun aku berdamai mencaci setiap kegelisahan yang datang .

tak kunjung aku sembuh dari luka lama , tak kunjung aku merasa baikan atas kesesakan hati ini , terus mencari dan mencari makna hidup ini , menjadi seorang yang berjati diri yang bijak , tapi aku hanya anak sore lalu yang polos akan kerasnya hidup , aku hanya anak baru di tengah kebodohan dunia lama , apakah hidup adil ? tertelan getir dalam kebrobokan setiap manusia , tersenyum miris melihat setiap tingkah mereka , kenapa pula ada luka kenapa pula galau sering menyapa , apakah sebenarnya makna hidup kami , apa kami hidup hanya untuk mati , berawal dari tiada dan akan kembali tiada ? kenapa pula dia terlahir dan kenapa pula dia sekarang telah pergi , ridu kah kami ? pertanyaan yang sangat menusuk , sungguh telah busuk rindu ini saking tak mampu lagi terlampaui banyaknya , setiap manusia pasti merasa kehilangan saat diri mereka mengetahui seseorang yg dikenalnya telah tiada , kadang kami enggan bersyukur atas takdir langit yang menyedihkan , kami hanya bisa bertanya dan mengutuk kenapa ada hal sseperti ini , kenapa ada luka dan sedih yang menyiksa

hhhh setiap saat setiap waktu degup itu tetap aku rasakan , aku hanya mencoba untuk mengalihkan , namun dimana ada waktu berdetak disaat itulah aku selalu mengingatnya , seseorang abang yang kami cintai , kami sadar kami telah kehilangannya . Kami sadar Engkau telah mengambil nyawanya dalam kedamaian , yang kami tanyakan mengapa harus begini ? mengapa dengan cara seperti ini , mengapa harus begini , kami tak tahu apa maksudMu ya Rab ? kami hanya bisa menangis , menyesal terlarut dalam duka pagi itu , sabarkan kami , tunjukan kami jalan mu yang benar , ridhoi kami dalam perjalanan hidup ini , kami sadar kau teramat adil kami sadar Kau maha tau apa yang akan terjadi dan kami pun hanya mampu berpasrahkan diri , Engkau tunjukan kami purnama di hari berikutnya , kami tahu itu untuk menghibur malam kami yang senyap tanpa seseorang yang sangat berharga , mungkin dia sesaat saat itu , tapi Engkau tau alasannya bukan ? ini begitu memilukan , menggurar rusuk rusuk kalbu yang berdebu debu , hampir dua bulan lamanya dia telah pergi ~
jelas kami masih mengenangnya , oh rasanya hancur remuk kehilangan seseorang saudara dekat seperti dia :(